Respon Hormon Kortisol terhadap Kecemasan dan Konsentrasi: Studi Kasus pada Siswa SMA yang Tidak Berolahraga, Olahraga Beregu, dan Olahraga Individu

Nuryadi Nuryadi, Jajat Darajat Kusumah Negara, Lucky Angkawidjaja Roring

Abstract


INTISARI: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris dan fakta di lapangan berupa keterkaitan antara respon hormonal stress, dalam hal ini Kortisol Saliva, terhadap kecemasan dan konsentrasi berdasarkan kelompok siswa (tidak atau jarang berolahraga, olahraga beregu, dan olahraga individu). Dalam penelitian ini, populasi dan sampelnya adalah siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) yang mempunyai potensi dan lengkap dari berbagai kegiatan ekstra-kurikuler, serta terpilih sekitar 80 orang siswa. Sampel kortisol saliva diambil sesuai dengan “protocol test” dari Elisa kit, yang bekerja sama dengan Laboratorium Prodia. Metode yang digunakan adalah “one shot case study”. Analisis yang digunakan adalah uji F-ANOVA dan Analisis Regresi pada p-value < 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan, hubungan, dan kontribusi, serta prediksi yang akurat dan signifikan antara respon kortisol, kecemasan, dan konsentrasi pada seluruh kelompok siswa yang jarang/tidak berolahraga, olahraga beregu, dan olahraga individu, dengan p-value yang berbeda-beda. Namun, bagi kelompok siswa yang berolahraga individu, hasil penelitian ini menunjukkan hal yang berlainan.

KATA KUNCI: Kortisol saliva, kegiatan ekstra-kurikuler, tingkat kecemasan, konsentrasi, siswa sekolah menengah atas, dan antisipasi tindakan.

ABSTRACT: “Cortisol Hormone Response toward Anxiety and Concentration: A Case Study on High School Students Who were Not Exercise, Team Sports, and Individual Sports”. This study aimed to obtain empirical evidence and real facts in the form of a link between hormonal response of stress, in this case is Saliva Cortisol, toward anxiety and concentration based on the groups of students (not or rarely exercise, team sports, and individual sports). In this study, the population and the sample are Senior High School students who have the potential and complete from various extra-curricular activities, and selected 80 students. Salivary cortisol samples were taken in accordance with the "protocol test" of Elisa kits, in cooperation with the Laboratory of Prodia. The method used is one shot case study. The analysis used was ANOVA F-test and Regression Analysis on the p-value < 0.05. The results showed that there are differences, relationships, and contributions, as well as the accurate prediction and significant correlation between cortisol response, anxiety, and concentration on the entire group of students who rarely/no exercise, team sports, and individual sports, with a p-value of different. However, for groups of students who individual exercise, the results of this study indicate different things.

KEY WORD: Salivary cortisol, extra-curricular activities, the level of anxiety, concentration, senior high school students, and the anticipation of action.

    

About the Authors: Dr. Nuryadi, Jajat Darajat Kusumah Negara, M.Kes., dan dr. Lucky Angkawidjaja Roring, M.Pd. adalah Dosen di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI (Universitas Pendidikan Indonesia), Jalan Dr. Setiabudhi No.229 Bandung 40154, Jawa Barat, Indonesia. Untuk kepentingan akademis, penulis bisa dihubungi dengan alamat emel: nuryadi_fpok_upi@yahoo.co.id

How to cite this article? Nuryadi, Jajat Darajat Kusumah Negara & Lucky Angkawidjaja Roring. (2015). “Respon Hormon Kortisol terhadap Kecemasan dan Konsentrasi: Studi Kasus pada Siswa SMA yang Tidak Berolahraga, Olahraga Beregu, dan Olahraga Individu” in SIPATAHOENAN: South-East Asian Journal for Youth, Sports & Health Education, Vol.1(1) April, pp.23-44. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press, APAKSI Bandung, and KEMENPORA RI Jakarta, ISSN 2407-7348. 

Chronicle of the article: Accepted (February 7, 2015); Revised (March 17, 2015); and Published (April 21, 2015).


Keywords


Kortisol Saliva; Kegiatan Ekstra-Kurikuler; Tingkat Kecemasan; Konsentrasi; Siswa Sekolah Menengah Atas; Antisipasi Tindakan

Full Text:

PDF

References


Abduljabar, B. & Y. Yudiana. (2010). “Pendidikan Jasmani dan Kualitas Hidup yang Baik: Suatu Kontribusi Besar dari Penyelenggaraan Pendidikan Jasmani” dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, No.4 [Juni].

Ajzen & Fishbein. (1980). “Teori Perilaku”. Tersedia secara online juga di: www.labkomfkmuvri.blogspot.com [diakses di Bandung, Indonesia: 2 Maret 2014].

Ali Jafri, S.H. et al. (2004). Economic Impact of Tarleton State University. Texas, USA [United States of America]: Stephenville.

Allgrove, J.E. et al. (2008). “Effects of Exercise Intensity on Salivary Antimicrobial Proteins and Markers of Stress in Active Men” dalam Journal of Sport Science, 26, hlm.653-661.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Astrand, P.O. & K. Rodahl. (2003). Textbook of Work Physiology: Physiological Base of Exercise. New York: McGraw Hill.

Aurelio, M.M.P. & L.S.G. Helena. (2006). Physical Activity and Mental Health: The Association between Exercise and Mood. Sao Paulo, Brazil: Faculty of Medicine, Universit of Sao Paulo.

Bayazit, V. et al. (2009). “Evaluation of Relationships among Cortisol, Stress, Autism, and Exercise” dalam Australian Journal of Basic and Applied Sciences, Vol.3(2), hlm.1013-1021.

Bayu, Why. (2008). Bicycle for Fun: Langkah Mudah Memulai Bersepeda Gunung. Bandung: Penerbit Maximalis.

Blair, S.N. & T.S. Church. (2004). “The Fitness, Obesity, and Health Equation: Is Physical Activity the Common Denominator?” dalam JAMA, 292(10), hlm.1232-1234.

Brownlee, K.K., A.W. Moore & A.C. Hackney. (2005). “Relationship between Circulating Cortisol and Testosterone: Influence of Physical Exercise” dalam Journal of Sports Science and Medicine, Vol.4, hlm.76-83.

BtW [Bike to Work]. (2005). “Kenapa Kami Bersepeda?”. Tersedia secara online juga di: www.b2w-indonesia.or.id [diakses di Bandung, Indonesia: 12 Oktober 2014].

Carpersen, C.J., K.E. Powel & G.M. Christensen. (1985). Physical Activity, Exercise, and Physical Fitness: Definition and Distinctions for Health Related Research. New York: Public Health Report.

Cavill, N., S. Kahlmeier & F. Racioppi. (2006). Physical Activity and Health in Europe: Evidence for Action. Copenhagen, Denmark: WHO [World Health Organization] Regional Office for Europa.

Daly, W. et al. (2004). “Peak Cortisol Response to Exhausting Exercise: Effect of Blood Sampling Schedule” dalam Medicina Sportiva, 8, hlm.1-4.

Dean, E. Jacks et al. (2012). “Effect of the Three Exercise Intensities on Salivary Cortisol” dalam Journal of Strength and Conditioning Research, Vol.16(2), hlm.286-289.

Djaja, Sarimawar et al. (2003). “Pola Penyakit Kematian di Perkotaan dan Pedesaan di Indonesia: Studi Mortalitas SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga) Tahun 2001” dalam Jurnal Kedokteran Trisakti, Vol.22(2).

Dwiagus. (2008). “Sepeda dan Gaya Hidup Sehat”. Tersedia secara online juga di: www.ozy1.multply.com [diakses di Bandung, Indonesia: 12 Oktober 2014].

Egelund, Niels. (2014). “Jalan Kaki atau Bersepeda ke Sekolah: Tingkatkan Konsentrasi Selama 4 Jam” [Terjemahan]. Tersedia online juga di: www.health.detik.com [diakses di Bandung, Indonesia: 24 Maret 2015].

Fadillah, Arief. (2014). “Angket Kecemasan”. Skripsi Sarjana Tidak Diterbitkan. Bandung: FPOK UPI [Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia] Bandung.

Farzanaki, P. et al. (2008). “Salivary Immunoglobulin A and Cortisol Response to Training in Young Elite Female Gymnasts” dalam Brazilian Journal of Biomotricity, 2, hlm.254-258.

Foss, M.I. & S.J. Kateyian. (1998). Physiological Basis for Exercise and Sport. New York: McGraw Hill.

Gill, T. (2007). “Young People with Diabetes and Obesity in Asia: Growing Epidemic” dalam Diabetes Voice, 52, hlm.20-22.

Giriwijoyo, H.Y.S. Santoso. (2007). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: UPI [Universitas Pendidikan Indonesia] Press.

Gunawan, Decky. (2012). “Optimalisasi Daya Tahan Jantung, Paru, Kekuatan Otot, Daya Tahan Otot, dan Penurunan Kadar Kortisol Saliva Atlet Pelatda Panahan PON XVIII Jabar dengan Pemberian Madu” dalam Jurnal IPTEKOR Kemenegpora.

Guyton, A.C. & J.E. Hall. (2000). Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, Terjemahan Irawati Setiawan, edisi ke-10.

Hackney, A.C. & A. Viru. (1999). “Twenty-Four-Hour Cortisol Response to Multiple Daily Exercise Sessions of Moderate and High Intensity” dalam Clinical Physiology, 19, hlm.178-182.

Hamalik, Oemar. (1995). Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Penerbit Tarsito, cetakan keempat.

Hidayat, Yusuf. (2010). “Peran Dukungan Sosial dan Faktor Personal dalam Aktivitas Jasmani Remaja: Analisis Model Teoretis dan Implementasinya dalam Penelitian” dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, No.4 [Juni].

Lutan, Rusli. (1988). Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Ditjendikti Depdikbud RI [Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia].

McGuigan, M.R., A.D. Egan & C. Foster. (2004). “Salivary Cortisol Response and Perceived Exertion during High Intensity and Low Intensity Bouts of Resistance Exercise” dalam Journal of Sports Science and Medicine, Vol.3, hlm.8-15.

Mooren, F.C. & K. Volker. (2005). Molecular and Cellular: Exercise Physiology. Champaign, IL: Human Kinetics.

Morgan, K. Andrew. (2009). “Salivary Testosteron and Cortisol Measurements in Professional Elite Rugby Union Players”. Unpublished Thesis of Master Philosophy. USA [United States of America]: University of Glamorgan.

Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran: Modul Pembelajaran. Bandung: UPI [Universitas Pendidikan Indonesia] Press.

Papacosta, Elena et al. (2011). “Saliva as a Tool for Monitoring Steroid, Peptide, and Immune Markers in Sport and Exercise Science” dalam Journal of Science and Medicine in Sport, Vol.14, hlm.424-434.

Pate, Russell R. & Stewart G. Trost. (1998). “How to Create a Physically Active Future for American Kids?” dalam ACSM’s Health & Fitness Journal, 10(2).

PK [Profil Kesehatan]. (2008). “Profil Kesehatan Kota Bandung”. Tersedia secara online juga di: www.bandung.go.id [diakses di Bandung, Indonesia: 24 Maret 2015].

Rahmat, J. (2006). Belajar Cerdas: Belajar Berbasis Otak. Bandung: Mizan Media Utama.

Russell, Evan et al. (2012). “Hair Cortisol as a Biological Marker of Chronic Stress: Current Status, Future Directions, and Unanswered Questions” dalam Psychoneuroendocrinology, Vol.37, hlm.589-601.

Santoso, Singgih. (2012). Panduan Lengkap SPSS versi 20. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Strahler, K. et al. (2010). “Competitive Anxiety and Cortisol Awakening Response in the Week Leading Up to a Competition” dalam Psychology of Sport and Exercise, Vol.11, hlm.148-154.

Sujana. (1992). Metode Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.

Suryanti. (2010). “Anak-anak yang Suka Bersepeda ke Sekolah Lebih Cerdas”. Tersedia secara online juga di: www.ibudanbalita.com [diakses di Bandung, Indonesia: 4 November 2014].

Tabrani, Rusyan et al. (1989). Pendekatan dalam Proses Belajar-Mengajar. Bandung: CV Remaja Rosdakarya.

Trost, S.G. (2009). Active Education: Physical Education, Physical Activity, and Academic Performance. San Diego: Robert Wood Johnson Foundation and San Diego State University.

Ulrike, Rimmele et al. (2007). “Trained Men Show Lower Cortisol, Heart Rate, and Psychological Responses to Psychosocial Stress Compared with Untrained Men” dalam Psychoneuroendocrinology, Vol.32, hlm.627-635.

WHO [World Health Organization]. (1959). Mental Health: New Understanding. New York and Geneva: World Health Organization.

Widya Ningsih, Luh Putu Ayu, Kadek Suranata & Ketut Dharsana. (2014). “Penerapan Konseling Eksistensial Humanistik dengan Teknik Meditasi untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar pada Siswa Kelas X SMK Negeri 3 Singaraja” dalam E-Journal UNDIKSA Jurusan Bimbingan Konseling, Vol.2(1). Tersedia secara online juga di: http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJBK/article/viewFile/3913/3126 [diakses di Bandung, Indonesia: 2 Maret 2015].

Wirth, M. et al. (2007). “Relationship between Salivary, Cortisol, and Progesterone Levels in Humans” dalam Biological Psycological, Vol.74, hlm.104-107.

Yektayar, E. et al. (2012). “Effect of Harmonius Aerobic Exercises on Mood State’s Profile and Salivary Hormones in Non-Athlete and Girl Students” dalam Annal of Biological Research, 3(7), hlm.3367-3375.




DOI: https://doi.org/10.2121/sip.v1i1.42

DOI (PDF): https://doi.org/10.2121/sip.v1i1.42.g40

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
SIPATAHOENAN: South-East Asian Journal for Youth, Sports & Health Education. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License

View My Stats