Reenactment Nilai-nilai Kepahlawanan Melalui Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Metode Histrionik
Abstract
IKHTISAR: Sistem pembelajaran sejarah, yang dikembangkan selama ini, tidak lepas dari pengaruh budaya belajar dan mengajar sejarah yang sering dilakukan. Model pembelajaran yang biasa dilakukan masih bersifat satu arah, yang mengakibatkan kegiatan belajar-mengajar sejarah lebih mengarah pada hafalan. Penelitian ini mencoba untuk mengkaji penerapan model pembelajaran yang lebih melibatkan peserta didik dengan menggunakan metode “histrionik” atau seni drama. Peserta didik diajak untuk menentukan salah satu peristiwa perjuangan dalam sejarah, mencari sumber dan mendalaminya, kemudian merancang, merekonstruksi, serta mengadaptasikan peristiwa tersebut menjadi suatu bentuk drama. Hasil dari sebuah pementasan drama sejarah, peserta didik mengambil pengalaman secara sosial, budaya, dan politik untuk berpartisipasi dalam struktur pendidikan sosial dari kelas studi sejarah. Peserta didik belajar tidak hanya tentang kronologi suatu peristiwa, tetapi juga belajar tentang karakter, mental, dan kegigihan para pejuang. Dalam pementasan drama, peserta didik juga belajar memahami bagaimana makna perjuangan, kegigihan, tidak mudah menyerah, isu-isu politik, dan masalah masyarakat dari zaman tersebut; dan yang lebih penting lagi, menyerap nilai-nilai kepahlawanan dari para pejuang masa lalu.
KATA KUNCI: Nilai Kepahlawanan; Pembelajaran Sejarah; Metode Histrionik; Memahami dan Menghayati; Karakter Pejuang.
ABSTRACT: “Reenactment of Heroism Values Through Learning History by Using Histrionics Methods”. Learning system of history, which is developed at this time, cannot be separated from the cultural influences of teaching and learning itself. Teaching models that is usually conducted on one way direction, so that could lead learners into retentive activity. The study tries to assess the application of learning models of history by using histrionics methods. Learners are invited to determine one story of the historical events, to find source then learn it well, to design as well as reconstruct the event into play or performing arts. The results from performing art of history, the learners would be expected about social, cultural, and political experiences at the term of participation in a structure of social education from history class. The learners learn not only about the chronology of events, but also the character, mental, and fighters’ persistence. When learners come on the stage, they learn how to understand struggle, heroism and perseverance, they would not be easy to surrender, and they would also learn about politics, the issues happened in society on their era; and most importantly, they realize the moral values of heroism.
KEY WORD: Heroism Values; History Learning; Histrionic Method; Understanding and Internalizing; Patriots’ Characters.
About the Author: Dani Wardani, M.Pd. adalah Dosen LB (Luar Biasa) Pengantar Ilmu Sejarah di UIN SGD (Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati) Bandung; dan Pendidik di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) Bakti Nusantara 666, Jalan Percobaan Km.17.1 No.65 Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Indonesia. E-mail: wardani95@yahoo.co.id
How to cite this article? Wardani, Dani. (2016). “Reenactment Nilai-nilai Kepahlawanan Melalui Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Metode Histrionik” in SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, Vol.4(1), March, pp.65-78. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press and UBD Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, ISSN 2302-5808.
Chronicle of the article: Accepted (June 4, 2015); Revised (December 24, 2015); and Published (March 24, 2016).
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdullah, Taufik. (1996). “Strategi Pedagogis Sejarah Indonesia Lemah” dalam suratkabar Kompas. Jakarta: 8 November.
Abdullah, Taufik. (1997). “Di Sekitar Pengajaran Sejarah yang Reflektif dan Inspiratif” dalam Jurnal Sejarah, No.6. Jakarta: MSI [Masyarakat Sejarawan Indonesia] bekerjasama dengan PT Gramedia Pustaka Utama.
Alfian, Magdalia. (2007). “Pendidikan Sejarah dan Permasalahan yang Dihadapi”. Makalah disajikan dan didiskusikan dalam Seminar Nasional IKAHIMSI (Ikatan Himpunan Mahasiswa Sejarah se-Indonesia) di Kampus UNNES (Universitas Negeri Semarang), di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, pada tanggal 16 April.
Banks, J.A. (1990). Teaching Strategies for the Social Studies: Inquiry, Valuing, and Decision Making. New York and London: Longman.
Brahim, A. (1968). Drama dalam Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.
Budiyono, Kabul. (2007). Nilai-nilai Kepribadian dan Kejuangan Bangsa Indonesia. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Cartledge, G. & J. Fellows [eds]. (1986). Teaching Social Skills to Children: Innovative Approaches. USA [United States of America]: Pergamon Press.
“Clearing House for Social Studies/Social Science Education”. Tersedia secara online di: http://chiron.valdosta.edu/whuitt/files/heroes.html [diakses di Bandung, Indonesia: 20 September 2015].
Dasrawaty, Tenri. (2006). “Efektivitas Pengajaran Drama dengan Menggunakan Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas XI SMU Negeri 07 Makassar”. Skripsi Sarjana Tidak Diterbitkan. Makassar: Fakultas Bahasa dan Seni UNM [Universitas Negeri Makassar].
Fines, J. & R. Verrier. (1974). The Drama of History: An Experiment in Co-operative Teaching. London: New University Education.
Goalen, P. & L. Hendy. (1993). “It's Not Just Fun, it Works!: Developing Children's Historical Thinking through Drama” dalam The Curriculum Journal, 4(3), hlm.363-384.
Hariyono. (1995). Mempelajari Sejarah secara Efektif. Jakarta: Pustaka Jaya.
Harymawan, R.M.A. (1988). Dramaturgi. Bandung: CV Rosda.
Hasan, Said Hamid. (2012). “Pendidikan Sejarah untuk Memperkuat Pendidikan Karakter” dalam Jurnal Paramita, Vol.22, No.1 [Januari], hlm.81-95.
ICHA [Illustrative Committee of Historical Association]. (1930). A List of Illustrations of Use in History Teaching in Schools. London: Illustrative Committee of Historical Association.
Knoelton, D.C. (1925). Making History Graphic. New York: Seribner.
Kochhar, S.K. (2008). Teaching of History: Pembelajaran Sejarah. Jakarta: Penerbit Grasindo, Terjemahan.
Kuntowijoyo. (1997). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Bentang.
Morris, R.V. (2001). “How Teacher Can Conduct Historical Reenactments in Their Own Schools”. Tersedia secara online di: http://www.freepatentsonline.com/article/Childhood-Education/74691773.html [diakses di Bandung, Indonesia: 25 September 2015].
Morris, R.V. & M. Welch. (2000). How to Perform Acting Out History to Enrich Social Studies Classrooms. Dubuque, IA: Kendall and Hunt.
Pusbangkur [Pusat Pengembangan Kurikulum]. (2010). Pedoman Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bagi Sekolah. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Sanchez, T. (1998). Using Stories about Heroes to Teach Values. Bloomington: ERIC Publications.
Sufi, Rusdi. (2006). “Pengajaran Sejarah Hubungannya dengan Kesadaran Bernegara”. Makalah disampaikan dalam Sarasehan Guru Bidang Ilmu Sejarah dan Ilmu Sosial-Budaya, di Provinsi NAD [Nanggroe Aceh Darussalam], pada tanggal 22-23 November.
Syamsiah, Sri & M. Fakhrudin. (2000). Sejarah Pemikiran: Rekonstruksi dan Persepsi. Jakarta: YOI [Yayasan Obor Indonesia].
Tarling, Nicholas. (2014). History and Histrionics. Auckland, New Zealands: University of Auckland. Tersedia secara online juga di: http://www.nzjh.auckland.ac.nz/docs/1977/NZJH_11_2_01.pdf [diakses di Bandung, Indonesia: 20 September 2015].
Taylor, P.M. (1992). “Our Adventure of Experiencing: Drama Structure and Action Research in a Grade Seven Social Studies Classroom”. Unpublished Doctoral Dissertation. New York: SUNY [State University of New York].
Waluyo, Herman J. (2007). Drama: Naskah, Pementasan, dan Pengajarannya. Surakarta: UNS [Universitas Negeri Solo] Press.
Wati, Unik Ambar. (2007). “Pelaksanaan Pembelajaran yang Kondusif dan Efektif”. Tersedia secara online di: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PELAKSANAAN%20PEMBELAJARAN.pdf [diakses di Bandung, Indonesia: 20 September 2015].
Wawancara dengan Dewi, seorang siswi Kelas XII SMA (Sekolah Menengah Atas) di Bandung dan berpartisipasi dalam pemeranan drama BLA (Bandung Lautan Api) sebagai Responden A, di Bandung, Jawa Barat, Indonesia, pada tanggal 2 Oktober 2015.
Wawancara dengan Deka, seorang siswa Kelas XII SMA (Sekolah Menengah Atas) di Bandung sebagai Responden B, di Bandung, Jawa Barat, Indonesia, pada tanggal 9 Oktober 2015.
Widiyastuti, Wahyuning. (2014). “Evaluasi Sistem Pembelajaran: Telaah Landasan Filosofis Evaluasi Pembelajaran di STAIN Kudus”. Tersedia secara online di: http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/viewFile/774/742 [diakses di Bandung, Indonesia: 20 September 2015].
Widja, I Gede. (1989). Dasar-dasar Pengembangan Strategi serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta: Debdikbud RI [Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia].
Wineburg, Sam. (2006). Berpikir Historis: Memetakan Masa Depan, Mengajarkan Masa Lalu. Jakarta: YOI [Yayasan Obor Indonesia], Terjemahan.
Wiriaatmadja, Rochiati. (2002). Pendidikan Sejarah di Indonesia: Perspektif Lokal, Nasional, dan Global. Bandung: Historia Utama Press.
DOI: https://doi.org/10.2121/susurgalur.v4i1.773
DOI (PDF): https://doi.org/10.2121/susurgalur.v4i1.773.g741
Refbacks
- There are currently no refbacks.
SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah. This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License